Itu Mimpi 6 Bulan Yang Lalu

6 bulan yang lalu mungkin tepatnya tanggal 23 Maret 2016. "Seperti berada pada masa SD dimana saat itu sekitar pukul 8 mau ke 9 terdengar jelas suara mbahku yang menyeru untuk sarapan pagi saat itu. Sepertinya hari itu hari libur." Sebelum lanjut dulu sewaktu SD aku tinggal bareng mbah dari kelas 5 dan 6 aku tidur bareng mbahe. "Cuaca saat itu benar cerah, seperti pernah kualami saat SD. Entah. Kenapa satu hal yang sangat teringat aku menggunakan celana warna peach yang saat itu tidak aku gunakan(saat tidur)."

Celana peach itu milik umiku yang dimana sering aku pakai karena nyaman dan bagus buat sekolah, salah satu celana favorit di pakai di PM. "Seketika aku langsung sadar. Entah. Kenapa aku sadar(?)" Ingatan tentang mimpi itu sangat begitu nyata. Aku hanya kepikiran mbahku, memang mbahku lagi sakit, sakitnya kakinya sudah cukup lama yang merajalala ke bagian tulang tulangnya.

Sadar atas mimpi yang aku alami itu aku langsung mencari celana peach itu, dan menyimpan untuk tidak di gunakan lagi. Takut hal buruk akan terjadi. Setahuku jika mimpi itu diceritakan ke orang lain mungkin mimpi itu tidak akan menjadi nyata. Aku mau cerita ke Umi (memang biasanya kita saling bercerita) entah tak sanggup aku hanya menangis dan berdoa tidak terjadi apa apa pada mbahe.

Aku hanya berani mengirimkan chat ke masku, "mas, aku mimpi mbahe. (Emot line nangis kepiyer)" mas ku hanya menjawab "telpon umi". Umi yang telpon aku bukan aku yang telpon. Aku lupa apa yang kita bicarakan, seingetku aku juga bicara le mbahe.

Saat itu mungkin hanya jedah waktu beberapa hari atau minggu aku lupa, mbahku mendengar suara aku saat ia dimasukkan ke dalam sebuah tabung untuk memeriksa tulang tulangnya. Katanya "Ada suara orang ngomong bareng dokter sama umiku seperti suaranya ima" padahal kenyataannya aku berada di jkt.



Mbahku memberikan cincin bentuk bunga melati. Yang dulu pernah mbah bincangkan denganku. " Nanti kalau mbah udah nggak ada ini cincinnya buat ima yah." Aku sedih rasanya saat itu. Nggak pingin hal seperti itu terjadi. Mbah ngasih cincin itu setelah lebaran. 4 bulan yang lalu. Sebenarnya saat itu aku sudag berpikir ada hal yang aneh.

Mbahku udah pulang dengan tenang tanggal 11 Oktober 2016 pukul 6.10 (seperti yang ucapkan umiku). Sebenarnya aku ingin banget pulang saat itu karena seminggu disini (Jakarta) lagi nggak ada kerjaaan. Tapi ucapan "aku mau pulang ae wes mi kan libur" itu hanya ada di pikiranku tak pernah keluar. Karena mungkin aku pingin melakukan editing video disini.

Pagi hari pukul 05.15 alarmku bunyi. Suaranya sangat nyaring. Dalam mimpiku "aku bersama seorang wanita, tak teringat dengan jelas siapa dia. Hanya saja suara yang ia katakan dan ucapan kosakatanya mirip seperti mbahku. " sholat subuh, wes jam piro iki, suara apa itu, matikan ndang " " aku hanya mengambil hp dan mematikan. Biasanya aku nggak bangun karena aku tidur aaat itu cukup malam jam 12 an.

Ada sms dan wa dari umi. Yang bertuliskan "dek udah tidur ta" aku hanya membaca dan tidur lagi. Waktu nenunjukkan pukul 6.15. Umi hanya telpon aku tapi tak teedengar karena aku silent. Mbak shinta masuk kamarku dan bangunin "umi telpon, katanya mbahmu nggak sadar". Aku bangun langsung cek hp. Aku telpon umi, yang umi katakan saat itu "Dek mbahe nggak sadar kamu cepet pulang pagi ini, itu usah di bantu pakai alat jantung itu" tapi menangis dengan bersedu sedu.

Langsung cek pesawat. Paling pagi jam 8.35 tapi hanya ada garuda. Agak keatas paling murah air asia. Tiba tiba umi telpon cuku lama sekitar 5 -10 menit. "Udah beli tiket?" "Belum mi" "mau beli jam berapa?" "Jam 1 siang paling murah" "loh kelamaan beli yang pagi ini" "ini ada garuda tapi 1,3jt" "iyo wes nggak papa" maaih dengan suara sedih yang tak tertahankan.

Umi hanya bilang nggak sadar saat itu. Jam 6.30 saat itu aku telpon lagi "loh mi mbahe itu nggak sadarnya gimana" "mbahe wes meninggal" aku hanya diam dan nangis. Langsung mau beli pagi ternyata udah nggak ada, adanya jam 10. Telpon lagi "umi adanya jam 10, umi kok nggak ngomong se. Kok nggak jelas gitu" aku marah marah sedih. Nggak kuat rasanya ditinggal kayak gitu. Umiku nggak jawab masku yang jawab "wes kamu cepet pulang"

Aku nggak tahu harus berbuat apa. Langsung berangkat ke bandara. Maaih jam 8.30. Pesawat jam 10.15. Di undur delay 15 menit. Saat dipesawat juga diundur untuk turun. Karena perasaanku udah capek duduk dipesawat. Waktu menunjukan 11.55. Harusnya sudah mendarat 25 menit nenunggu konfirmasi dari juanda. Nyampe jam 12.25 . Sekitar 2 jam lebih. Janjian barwng om budi ketemunya jam 13.10. Karena lama nyari kendaraan dari juanda. Jadinya naik uber.

Nyampe di jember pukul 6 sore setelah magrib. Hanya bisa melihat almarhumah mbah yang sudah di bungkus kain kafan. Tangisan saat itu tak tertahankan. Hanya ingatan fleshback yang dapat aku ingat bersama mbah dan rumahnya. Dimakam kan saat itu juga...

Hanya ingatan masa lalu yang bisa aku kenang. Mbah aku kangen. Menyesal aku nggak ada di samping mbah. Kenapa aku nggak pulang. Kenapa aku jarang ngomong di telpon bareng mbah..

Comments

Popular Posts